Selasa, 29 Desember 2009

Saya Ingin Membuka rumah Makan


Saya ingin membuka rumah makan, namun masih ragu. Mohon dibantu untuk hal-hal di bawah ini:

  1. Persiapan yang perlu dilakukan?
  2. Konsultan lay-out?
  3. Konsultan tentang makanan?
  4. Pemilihan nama yang sesuai?



Jawaban:Persiapan pertama untuk memulai bisnis apa saja, termasuk rumah makan adalah mempersiapkan mental untuk menghadapi tantangan ketakutan dan keraguan akan kegagalan. Setelah langkah pertmama ini, kini menyangkut masalah operasional dari rencana usaha Anda. Masalah-masalah teknis yang menyangkut seluk beluk pekerjaan perlu disiapkan rapi. Mulai dari menghitung kemampuan diri, keterampilan yang dimiliki yang menyangkut bidang pekerjaan itu, untuk usaha rumah makan minimal harus mengerti masakan. Bisa pintar memasak, lebih baik lagi ahli memasak. Namun, untuk menjadi pengusaha rumah makan tidak harus menjadi ahli memasak dulu, tetapi yang terpenting adalah mampu mengelola usaha itu, tenaga ahli yang bisa memasak bisa direkrut.
Persiapan lainnya, adalah tersedianya prasarana dan sarana. Pengertian tersedianya bukan berarti harus menjadi miliknya, tetapi bisa diperoleh dari meminjam atau menyewa terlebih dahulu, kecuali memang tersedia dana yang cukup yang sengaja diinvestasikan ke usaha Anda untuk jangka panjang.
Prasarana adalah hal-hal kemudahan bersifat fisik maupun non fisik yang mendukung pengoperasian sarana-sarana atau alat-alat. Sedangkan sarana adalah alat-alat untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Dalam usaha rumah makan, maka yang termasuk prasarana adalah tempat yang strategis, tenaga ahli (juru masak), modal usaha, dan izin usaha, sedangkan meja kursi, peralatan makan, peralatan masak, dan sebagainya adalah sarana.
Berikut ini adalah beberapa tips memulai usaha rumah makan yang bisa Anda jalankan:

  1. Bukalah usaha ini ditempat yang strategis, banyak orang lalu lalang, dipinggir jalan raya, cukup banyak kendaraan yang lewat. Tempatnya tidak perlu terlalu besar dulu, sesuaikan dengan modal dan toleransi Anda menghadapi risiko usaha. Mengenai design lay-out dan interior rumah makannya tentunya harus bisa menonjolkan ciri khas dari rumah makan Anda. Anda bisa berkonsultasi langsung dengan ahlinya, namun sebaiknya Anda juga mempunyai ide sendiri sebelum berkonsultasi dengan ahlinya.
  2. Usaha rumah makan juga sangat sensitif terhadap rasa, karena itu penting sekali ada tukang masakan yang betul-betul ahli dibidangnya. Juallah masakan yang terbaik dan bermutu tinggi. Jangan coba-coba membuka rumah makan jika tidak ada juru masak yang hebat masakannya. Sebaiknya Anda lakukan beberapa kali percobaan tentang enak tidaknya masakan yang akan dijual dengan melibatkan beberapa orang sebagai "konsumen". Setelah mereka semua menyatakan enak, Anda baru boleh membukanya.
  3. Sebaiknya Anda juga mengurus izin usahanya. Bisa izin usaha dari RT/RW atau keamanan setempat. Namun secara prinsip, yang saya maksudkan adalah berbadan hukum yaitu dengan akte notaris. Hal ini sangat diperlukan bila usaha Anda di pinggir jalan raya dan melibatkan beberapa pekerja. Tidak perlu mendirikan PT atau CV, misalnya cukup dalam status UD (Usaha Dagang) milik perseorangan, yaitu Anda yang disahkan oleh notaris.Kemudian perizinan lain seperti NPWP. Namun jangan sampai izin usaha ini justru menghalangi niat Anda mendirikan usaha. Toh bisa bertahap: izin RT dulu, sambil jalan, usaha makain ramai makin laris, izin usaha makin dilengkapi.

  4. Mengenai pemilihan nama, sebaiknya bukan hanya mudah dikenal, tetapi juga akrab dan sesuai. Nama juga jangan terlalu panjang dan harus mudah diingat. Harap diperhatikan juga untuk tidak menganggap remeh persamaan nama dengan rumah makan lain. Sebab bisa menimbulkan persengketaan. Perhatikannlah merek-merek yang sudah ada, lalu bikin yang berbeda.
Selamat membuka usaha rumah makan.

Minggu, 29 November 2009

Saya Beda Denga Karyawan Lain


Ketika saya dan keluarga hendak makan di salah satu restoran pujasera, kami harus antri karena semua meja sudah terisi. Saya melihat setiap kali ada orang yang sudah selesai makan dan beranjak dari kursinya – meskipun meja belum dibersihkan dari sisa-sisa makanan – namun tamu sudah langsung menyerobot,
Di restoran pujasera, petugas yang membersihkan meja berbeda dengan petugas yang menyajikan pesanan.  Namun saat itu saya melihat ada sesuatu yang berbeda dari seorang wanita pelayan pengantar makanan. Meskipun pengunjung sangat ramai namun selama pengamatan saya wanita itu tidak mengalami masalah untuk mengantarkan pesanan.  Kelihatannya dia sangat menguasai liku-liku dari layout restoran tersebut. Matanya selalu mengawasi setiap perubahan yang terjadi di dalam restoran sehingga dia mengetahui kondisi terkini dari restoran.
Hal yang menarik lagi adalah, meskipun ada petugas khusus yang membersihkan meja tapi dia masih sempat membersihkan beberapa meja lainnya, tanpa melalaikan pekerjaan dasarnya. Dia berpakaian rapi dilengkapi kain lap yang menggantung dikantong belakang celana dan dia selalu tersenyum dalam melakukan pekerjaannya, berbeda sekali dengan temannya yang terlihat cemberut. Mungkin teman-temannya sudah terlebih dahulu membayangkan capeknya melayani tamu sebanyak itu.
Saya kemudian menyimpulkan bahwa si pelayan wanita itu tidak saja mengetahui kondisi terkini dari restoran akan tetapi dia bisa bertindak untuk mencegah masalah yang mungkin terjadi. Saya yakin suatu saat wanita itu akan memperoleh kesuksesan dalam karirnya.
Menurut pengamatan saya banyak karyawan bahkan para manager yang fokus kepada bidang pekerjaannya namun tidak bisa melihat persoalan yang dihadapi perusahaan secara umum. Pimpinan yang lebih atas dengan pandangannya yang lebih luas tentu saja bisa melihatnya. Oleh karena itu, karyawan ataupun profesional seperti pelayan yang saya contohkan diatas akan dianggap cocok untuk dipromosikan ke posisi yang lebih baik.
Am I different ? Cobalah renungkan sejenak ; Apakah saya cukup berbeda di tempat saya bekerja atau saya hanya seorang karyawan biasa-bisa saja.

STANDAR PELAYANAN RESTORAN


Standar pelayanan restoran
November 2009
Kalau makan di restoran cepat saji, hampir dipastikan jenis layanannya bersifat selfservice. Kita berdiri di depan antre untuk memesan makanan dan minuman. Kemudian langsung bayar dan mengambil tisu, sedotan, sambal dlsbnya sendiri-sendiri. Bahkan kalau di negeri sakura setelah makan, kita mesti membawa bekas sedotan, gelas dan piring ke tempat yang sudah disediakan. Jadi, tidak ada lagi sisa makanan atau tempat makanan bahkan sampah di atas meja tempat kita makan tadi. Ini juga berlaku kebanyakan di kantin-kantin kampus
Nah, bagaimana jika kita ke restoran yang bukan cepat saji? Pasti ada standar prosedur pelayanan yang berbeda dengan restoran cepat saji. Yang jelas, kita disambut dengan senyuman menawan kemudian mempersilakan untuk mengambil tempat, “maaf bapak mau pilih tempat yang bisa merokok atau tidak?” sapaan ramah pelayan, “berapa orang bapak?” lanjut lagi. Begitu kira-kira sapaan akrab yang akan kita terima. Tapi kalau di restoran cepat saji, kita mau duduk dimana silakan, mau yang ada asap rokok atau asap bekas kebakaran rumah juga gak bakalan pernah mereka pedulikan.
Setelah menentukan tempat duduk kita akan diberikan menu makanan dan minuman. Pelayanpun akan dengan setia mendampingi kita untuk memilih menu. Kita tanya sesuatu, maka mereka akan memberikan penjelasan bahkan rekomendasi makanan yang menjadi andalan restoran tersebut. Senyum dan keramahan tetap menghiasi wajah pelayan-pelayan ini. Kalau restoran cepat saji, mereka tersenyum pada saat kita bayar. Tapi setelah itu mereka akan mengirit senyum itu seirit-iritnya.
Pada saat menikmati makanan dan minuman, ketika gelas kita ada yang kosong maka dengan cekatan ada pelayan menuangkan teh hangat dan akan menawarkan ke yang lainnya. Benar-benar kita dilayani dengan baik. Di restoran cepat saji? Ada uang ada minuman! Gak ada yang namanya teh tawar gratis. Bahkan walaupun kita tersedak karena kekurangan minum, merekapun akan cuek-cuek saja. Jadi, sebaiknya kalau anda ke restoran cepat saji, jangan lupa bawa minuman yang sudah terbungkus rapi di tas anda.
Tapi apakah itu yang membedakan antara restoran cepat saji dan restoran yang mengutamakan pelayanan? Silakan mencoba sendiri…