Kamis, 11 Maret 2010

Mengatasi Kejenuhan Dalam Bekerja

Setiap hari kita menghabiskan banyak waktu untuk bekerja, entah di kantor, pasar, sawah, lapangan atau di manapun kita berada. Seorang karyawan misalnya, rata-rata ia akan menghabiskan waktu 8 jam setiap hari. Delapan jam adalah waktu yang sangat panjang dan melelahkan bila kita tidak menikmati pekerjaan, tidak bersemangat, sedih, lesu, dan mengantuk. Seandainya dipaksakan pun hanya akan membuang waktu dan tenaga, karena hasilnya tidak akan maksimal.

Jenuh dan tidak menikmati pekerjaan adalah hal yang lumrah dalam kehidupan manusia. Tetapi kita harus pandai menyiasati agar hal tersebut tidak berlarut-larut dan menghambat produktivitas kita. Ada 7 kiat agar kita dapat menikmati pekerjaan dan mudah mengatasi kejenuhan, untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang optimal.

Langkah pertama sebelum memulai bekerja adalah mencintai pekerjaan kita terlebih dahulu. Bermacam faktor dapat memicu kejenuhan, sehingga kita tidak dapat menikmati pekerjaan. Tetapi bila kita mencintai pekerjaan yang sedang kita tekuni, maka kita akan merasa lebih berarti, karena pada dasarnya setiap orang di dunia ini memiliki peran dan sama-sama penting.

Mencintai pekerjaan juga akan mendorong semangat kita untuk bekerja dengan penuh tangung jawab. Mengutip kata-kata seorang guru etos kerja Indonesia, Jansen Sinamo, "Kerja adalah amanah, Anda harus bekerja dengan benar dan penuh tanggung jawab." Bertanggung jawab dalam arti melakukan apa yang terbaik seringkali berdampak nyata terhadap peningkatan kualitas hasil pekerjaan sekaligus semangat kerja kita.

Realitas kehidupan kerja juga tidak lepas dari berbagai macam hambatan, entah dalam bentuk persaingan atau sabotase, kurangnya fasilitas dan modal, tekanan dari atasan dan lain sebagainya. Tak jarang hambatan atau dalam bahasa positif disebut dengan `tantangan' menjadikan kita tidak menikmati pekerjaan. Tetapi jangan pernah sekalipun membiarkan tantangan dalam pekerjaan menghambat kinerja kita.

Langkah yang dapat kita tempuh dalam menghadapi tantangan adalah berpikir positif. Dengan berpikir positif, kita akan melihat
tantangan sebagai jalan untuk meningkatkan kualitas diri kita. Pepatah bijak dari Jepang sebagaimana dikutip dalam The Prentice Hall Encyclopedia of World Proverb menyebutkan, "Adversity is the foundation of virtue ? Tantangan adalah dasar dari kebaikan. "
Artinya, kita akan dapat menjaga semangat kerja tetap tinggi dan menikmati pekerjaan dengan selalu berpikir positif.

Selain itu, kenikmatan dalam menjalankan pekerjaan di antaranya dipacu oleh kemampuan yang kita miliki. Bila pekerjaan menuntut tingkat kemampuan tertentu, sementara kemampuan kita sendiri terbatas akan sangat mudah memicu suasana kerja yang menjemukan atau tidak menyenangkan. Alangkah baiknya jika kita selalu meningkatkan kemampuan, mengasah keahlian dan mengisi pikiran dengan informasi atau ilmu pengetahuan terbaru.

Langkah tersebut akan berpengaruh terhadap cara kita menyelesaikan pekerjaan, misalnya cara yang kita lebih bervariasi dan kreatif. Cara kerja yang kreatif lebih memastikan kita senang mengerjakan tugas kita. "...even without success, creative persons find joy in a job well done. Learning for its own sake is rewarding... - ?meskipun tanpa kesuksesan, orang yang kreatif sangat menikmati pekerjaan yang dapat ia selesaikan dengan baik? Belajar hanya untuk meningkatkan kreatifitas akan selalu bermanfaat," kata Mihaly Csikszentmihalyi.

Sementara langkah lain yang bisa kita tempuh untuk dapat menikmati pekerjaan adalah memupuk sikap konsisten. Seperti dikatakan sebelumnya bahwa kehidupan di dunia kerja sarat dengan aneka tantangan. Tetapi bila kita selalu bersikap konsisten terhadap tujuan semula, yaitu menghasilkan pekerjaan terbaik, maka keresahan, kekhawatiran, kebosanan dan segala yang kurang menyenangkan dalam pekerjaan akan tergantikan dengan rasa tenang dan senang. Pada akhirnya sikap konsisten tersebut menjadikan kita lebih maju dalam bidang pekerjaan kita.

Langkah selanjutnya adalah menetapkan skala prioritas dalam pekerjaan. Kerjakan tugas yang terpenting, dan menyelesaikannya sesuai dengan batas waktu yang sudah kita tentukan sendiri. Patuhilah target deadline atau batas waktu, dan kita patut malu jika melanggarnya. Dengan demikian, kita akan terpacu untuk segera menyelesaikan pekerjaan tanpa merasa terbebani.

Sementara itu, kita tidak dapat memungkiri bahwa kita selalu membutuhkan dukungan orang lain. John Ruskin menerangkan, "Every great man is always being helped by everybody, for his gift is to get good out of all things and all persons. ? Setiap orang yang hebat selalu didukung oleh orang lain, karena kebaikan yang ia dapatkan bersumber dari bermacam sebab dan dukungan orang lain." Kecerdasan dalam mengelola hubungan dengan orang-orang dalam lingkungan sangat berpengaruh terhadap suasana psikologis kita saat bekerja, terlebih terhadap hasil pekerjaan.

Maka langkah yang harus kita tempuh adalah menciptakan suasana kerja yang komunikatif. Luangkan waktu setidaknya untuk mendengar dan berusaha memahami harapan dan persoalan yang sedang dihadapi oleh orang-orang dalam lingkup pekerjaan kita. Dengan demikian akan tercipta saling pengertian dan jalinan keakraban, yang pada akhirnya melahirkan suasana menyenangkan dalam bekerja.

Mungkin salah satu sebab kita tidak bersemangat kerja, bosan, malas dan lain sebagainya dikarenakan potensi kita kurang diberdayakan atau kurang dihargai. Kalau saja potensi itu digabungkan dengan semangat kerja, pasti hasilnya sangat mengagumkan. Maka langkah yang bisa kita tempuh adalah mencoba saling memotivasi dan menghargai sesama rekan
kerja, atasan, bawahan maupun kolega kerja.

Motivasi dan penghargaan tidak saja menciptakan keakraban dalam lingkungan kerja, tetapi juga mengobarkan semangat untuk berpacu dalam prestasi. "Motivation is the fuel, necessary to keep the human engine running. ? Motivasi adalah bahan bakar, sangat penting untuk menghela semangat kerja manusia," kata Zig Ziglar. Dengan saling menghargai dan memotivasi, kita akan senantiasa mendapatkan sumber semangat untuk lebih giat bekerja.

Satu hal yang harus kita pikirkan, waktu akan terus berlari tanpa memandang apakah kita sedang bersemangat kerja, lesu, gembira atau mengantuk. Maka jangan sia-siakan waktu, lakukan pekerjaan sebaik-baiknya. Tujuh kiat di atas akan membantu kita bekerja dengan lebih baik, karena selalu ada jalan untuk melakukan pekerjaan kita dengan lebih baik. "There is a way to do it better...find it. ? Selalu ada jalan untuk bekerja dengan baik?carilah," kata Thomas Edison.

Sumber: Mengatasi Kejenuhan & Menikmati Pekerjaan oleh Andrew Ho.
Andrew Ho adalah seorang motivator, pengusaha, dan penulis buku best seller

Rabu, 10 Maret 2010

DAFTAR BLOG SAYA


 

DAFTAR BLOG SAYA

Minggu, 07 Maret 2010

Menyusun menu


Menyusun Menu
Tips ala Fatmah Bahalwan
Menu, adalah kata kunci dalam penyajian hidangan rumah ataupun pesta. Menyusun menu meski sekilas terlihat mudah, akan tetapi sering membuat seseorang kehilangan ide.
Kiat menyusun menu yang baik dimulai dengan menghindari hal-hal sebagai berikut:
  • Mengulang bahan dasar yang sama
  • Mengulang cara masak yang sama
  • Mengulang warna masakan yang sama
  • Mengulang rasa masakan yang sama
  • Mengulang bentuk yang sama
  • Mengulang kekentalan yg sama
Bila dalam sajian prasmanan anda menyajikan Nasi Goreng Sosis, maka hindarkan menghadirkan Sup Sosis juga. Demikian pula, bila sudah disajikan Semur daging, maka hindari menyajikan Ayam Goreng Mentega. Kedua masakan terakhir ini sama-sama menggunakan kecap sebagai bahan yang dominan. Demikian juga apabila anda menyajikan Tengiri masak kuning, jangan menyajikan masakan dengan warna sama, misal Ayam Opor Kuning.
Contoh susunan berikut, bisa dijadikan acuan menu prasmanan dirumah maupun di tempat pesta:
  • Nasi Putih
  • Nasi Goreng
  • Sup
  • Masakan Ayam
  • Masakan Daging
  • Masakan Ikan
  • Salad / sayuran
  • Kerupuk
  • Buah
  • Soft Drink / Fruit Juice
  • Air mineral
  • Snack mini / Jajan Pasar
Mulailah menyusun jenis makanan dari setiap jenis menu, misalnya Jenis Masakan Ayam/Unggas: buat daftar masakan apa saja yang anda bisa sajikan. Kemudian buat juga daftar masakan dengan jenis bahan lain, seperti daging, ikan, sayuran dan lain-lain. Dengan demikian, ketika customer mendiskusikan menu yg dibutuhkan, dengan mudah anda dapat memberikan panduan.
Pekerjaan membuat daftar masakan, kue dan lain-lain ini kelihatannya sederhana. Akan tetapi bila dikerjakan dengan seksama, suatu saat anda akan merasakan manfaatnya.
Menu harus dirancang sesuai keinginan tamu atau klien, bukan disesuaikan dengan keinginan anda sendiri. Mengenali selera klien menjadi suatu kewajiban bagi anda sebagai penyedia jasa catering ataupun sekedar masak untuk keluarga.

Etika makan atau Table Manners



Etika makan atau Table Manners adalah aturan yang harus dilakukan saatbersantap bersama di meja makan.
Etika makan diperkenalkan oleh bangsa Eropa yang merupakan aturan standar terutama saat bersantap bersama-sama di sebuah acara resmi atau acara makan bersama di keluarga besar.
Setiap negara memiliki aturan meja makan yang berbeda-beda. Namun, ada beberapa aturan dasar yang terdapat di setiap etika makan, yaitu :
  • Makan dengan mulut yang tertutup saat mengunyah makanan
  • Berbicara dengan volume suara yang rendah
  • Tutupi mulut saat batuk atau bersin
  • Jangan menyandarkan punggung di sandaran kursi
  • Jangan menimbulkan suara saat mengunyah makanan
  • Jangan memainkan makanan dengan peralatan makan
  • Jangan mengejek atau memberitahu seseorang bahwa dia memiliki etika makan yang buruk
  • Jangan bersendekap di meja makan
  • Selalu meminta ijin ke empunya acara saat akan meninggalkan meja makan
  • Jangan menatap mata orang lain saat dia sedang makan
  • Jangan berbicara di telepon di meja makan. Meminta ijinlah saat anda benar benar harus menjawab telepon, dan meminta maaflah saat kembali.
  • Jangan menimbulkan suara saat memakan sup
  • Letakkan garpu di sebelah kiri dan garpu disebelah kanan bersama-sama di arah jam 5 di atas piring dengan bagian pisau yang tajam menghadap ke dalam. Ini menandakan bahwa anda telah selesai makan.
  • Lap yang disediakan di atas meja tidak boleh digunakan
  • Jangan menghilangkan ingus dengan lap tangan. Lap yang disiapkan untuk anda hanya untuk membersihkan mulut bila kotor
  • Jangan mengambil makanan dari piring orang lain dan jangan memintanya juga
  • Telan semua makanan yang ada di mulut sebelum minum
  • Jangan menggunakan tangan saat mengambil makanan yang tersisa di dalam mulut, gunakan tusuk gigi
  • Usahakan untuk mencicipi semua makanan yang disediakan
  • Tawarkan ke orang di sebelah anda saat anda akan menuangkan minuman ke gelas anda
  • Sisakan makanan sedikit bila anda tidak ingin atau tidak sanggup menghabiskan makanan
  • Tunggu ada aba-aba untuk mulai memakan makanan yang dihidangkan
  • Menambahkan bumbu setelah mencicipi makanan dianggap kasar dan menghina koki
  • Kecuali di restoran, jangan minta untuk menyingkirkan sisa makanan anda kecuali acara makan sudah selesai dan jangan pernah melakukan bila diundang ke acara formal.
  • Jangan lupakan satu hal yang umum, jangan lupa untuk selalu mengatakan ‘tolong’ dan ‘terima kasih’ setiap kali anda meminta bantuan

Bisnis Rumah Makan / Restoran


Bila kita mencermati pertumbuhan bisnis restoran dan kafe baik di DKI Jakarta maupun kota-kota lain di Indonesia, sungguh sangat mengagumkan kenaikan jumlahnya, begitu banyak orang membuka investasi restoran dan kafe.
Dengan berbagai variasi menu dan jenis ethnik yang dirawarkan, dengan aneka ragam interior design yang ditampilkan, sangat membanggakan perkembangan bisnis ini, disisi lain masih sangat banyak para pengusaha restoran dan operator restoran yang mengabaikan aspek penting dalam biisnis ini yaitu Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), baik di bagian pelayanan (service) maupun dibagian pengolahan (Kitchen dan bar); masih banyak dari mereka yang tidak mendalami akan penting menjaga kualitas makanan/ minuman dan pelayanan di restoran atau kafe yang dikelolanya.
Perubahan gaya hidup/ life style telah membawa konsumen bisnis F & B semakin kritis, mereka menuntut pelayanan yang baik dan benar seperti layaknya di hotel bintang lima. Pernahkah anda berfikir bahwa nilai tambah pelayanan dalam sebuah bisnis restoran atau kafe bahkan catering seklipun dapat meningkatkanrevenue ? Mungkin ini kedengarannya agak aneh, pelayanan dapat meningkatkanrevenue? Saya kebetulan suka mencoba dan survey kecil-kecilan ke restoran yang baru buka atau ke hotel, hampir pasti setiap kali saya bersantap ditempat yang saya kunjungi, tidak ditawarkan minuman kedua atau dessert setelah saya selesai makan, padahal dalam buku menu ada menu dessert. bukankah ini sebuah kesempatan menambah extra revenue yang hilang begitu saja? Berapa orang yang mengalami hal serupa seperti saya dalam sehari, sebulan, setahun? Kalau mau iseng-iseng dihitung lumayan juga jumlah rupiah yang hilang.
Ironisnya situasi seperti diatas tidak pernah dipikirkan oleh pemilik restoran ketika mereka menghitung dan mencari tahu apa penyebab sebuah restoran mengalami penurunan penjualan atau bahkan sampai berakibat "bangkrut". biasanya yang dicari hanya peningkatan biaya-biaya operasional saja (termasuk memangkas biaya training), hal ini tentu tidak salah seratus persen dalam rangka menaikkan prosentase angka keuntungan. namun sebaliknya kalau sebuah restoran atau kafe memiliki karyawan berkulitas (karena mereka dilatih/ di-training) secara berkesinambungan, maka mereka akan mampu melaksanakan tugas kesehariannya sebagai waiter/ waitress dengan baik dan benar, termasuk bagaimana cara mengambil pesanan dan melakukan suggestive selling, atau extra selling untuk menambah revenue.
sebagi pemilik atau operator, terlebih lagi sebagai profesional bisnis restoran, anda perlu memahami dan mendalami prinsip dasar menjalankan bisnis ini, antara lain bahwa bisnis restoran tidak sama dengan bisnis-bisnis lain pada umumnya, mengapa? karena bisnis ini mengurusi "perut dan perasaan orang/ konsumennya" dan yang tahu menangani masalah ini adalah manusia yang menjual atau yang melayaninya (dalam binis restoran; waiter dan waitress) dan agar mereka dapat melayani sekaligus menjual secara optimal diperlukan pebgetahuan dan kemampuan yang baik dan benar. Dalam dunian bisnis restoran dan kafe disebutSequence of Service . apakah restoran dan kafe anda menerapkan sequence of service secara konsisten dan benar?
Persaingan global tidak bisa dibendung lagi, restoran dari manca negara sudah banyak masuk ke Indonseia dan akan terus masuk, bersaingan dalam makanan dan kemegahan ruangan saja tidak cukup. Tidak perduli enaknya makanan yang anda tawarkan atau megahnya suasana restoran anda yang anda buat; akan tetapi bila aspek pelayanan/ service tidak diperhatikan, maka cepat atau lambat restoran atau kafe anda akan ditinggalkan pelanggan.

Menyiasati Table manners



Table Manner - Table Manner kerap menjadi ketakutan tersendiri bagi yang tidak terbiasa. Tata cara santap yang terasa kaku ini memang bukan budaya asli nusantara, jadi tidak terlalu salah bila kita merasa canggung.
Namun dengan mengetahui patokan dasar table manner, kita bisa juga menikmati jamuan makan malam dengan rileks dan benar.
Berikut patokan dasar dalam table manner :
Saat menerima undangan, periksa apakah ada tulisan R.S.V.P (Respondez S’il Vous Plait). Artinya kita harus mengkonfirmasi kehadiran kepada pengundang.
Gala dinner dengan jumlah tamu terbatas, biasanya tamu akan dilayani di meja yang peranti makannya telah disusun.
Saat duduk, ambil serbet (napkin) dihadapan Anda, dan letakkan di pangkuan. Bila serbet terlalu lebar, bisa dilipat dua.
Susunan makanan dimulai dari Appetizer (hidangan pembuka), Main Course (hidangan utama), dan Dessert (hidangan penutup). Setiap hidangan akan diantar oleh pelayan (waiter), sehingga kita tidak perlu repot mengenali jenis-jenis hidangan.
Terlalu banyak piranti makan hingga bingung harus menggunakan yang mana? Ambil saja dari urutan terluar. Misalnya sendok dan garpu urutan terluar. Gelas baru diisi ketika kita mulai bersantap dan saat kita meminta minuman tertentu.
Selanjutnya adalah etika standar yang berlaku umum. Seperti hadir tepat waktu, mematuhi kode berbusana (bila ada), tidak bersendawa di meja makan, dan tidak terlalu keras berbicara.
Sekarang, tidak perlu ragu lagi menghadiri jamuan makan malam, atau datang ke restoran internasional. (Ilustrasi Ist)