Minggu, 07 Maret 2010

Bisnis Rumah Makan / Restoran


Bila kita mencermati pertumbuhan bisnis restoran dan kafe baik di DKI Jakarta maupun kota-kota lain di Indonesia, sungguh sangat mengagumkan kenaikan jumlahnya, begitu banyak orang membuka investasi restoran dan kafe.
Dengan berbagai variasi menu dan jenis ethnik yang dirawarkan, dengan aneka ragam interior design yang ditampilkan, sangat membanggakan perkembangan bisnis ini, disisi lain masih sangat banyak para pengusaha restoran dan operator restoran yang mengabaikan aspek penting dalam biisnis ini yaitu Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), baik di bagian pelayanan (service) maupun dibagian pengolahan (Kitchen dan bar); masih banyak dari mereka yang tidak mendalami akan penting menjaga kualitas makanan/ minuman dan pelayanan di restoran atau kafe yang dikelolanya.
Perubahan gaya hidup/ life style telah membawa konsumen bisnis F & B semakin kritis, mereka menuntut pelayanan yang baik dan benar seperti layaknya di hotel bintang lima. Pernahkah anda berfikir bahwa nilai tambah pelayanan dalam sebuah bisnis restoran atau kafe bahkan catering seklipun dapat meningkatkanrevenue ? Mungkin ini kedengarannya agak aneh, pelayanan dapat meningkatkanrevenue? Saya kebetulan suka mencoba dan survey kecil-kecilan ke restoran yang baru buka atau ke hotel, hampir pasti setiap kali saya bersantap ditempat yang saya kunjungi, tidak ditawarkan minuman kedua atau dessert setelah saya selesai makan, padahal dalam buku menu ada menu dessert. bukankah ini sebuah kesempatan menambah extra revenue yang hilang begitu saja? Berapa orang yang mengalami hal serupa seperti saya dalam sehari, sebulan, setahun? Kalau mau iseng-iseng dihitung lumayan juga jumlah rupiah yang hilang.
Ironisnya situasi seperti diatas tidak pernah dipikirkan oleh pemilik restoran ketika mereka menghitung dan mencari tahu apa penyebab sebuah restoran mengalami penurunan penjualan atau bahkan sampai berakibat "bangkrut". biasanya yang dicari hanya peningkatan biaya-biaya operasional saja (termasuk memangkas biaya training), hal ini tentu tidak salah seratus persen dalam rangka menaikkan prosentase angka keuntungan. namun sebaliknya kalau sebuah restoran atau kafe memiliki karyawan berkulitas (karena mereka dilatih/ di-training) secara berkesinambungan, maka mereka akan mampu melaksanakan tugas kesehariannya sebagai waiter/ waitress dengan baik dan benar, termasuk bagaimana cara mengambil pesanan dan melakukan suggestive selling, atau extra selling untuk menambah revenue.
sebagi pemilik atau operator, terlebih lagi sebagai profesional bisnis restoran, anda perlu memahami dan mendalami prinsip dasar menjalankan bisnis ini, antara lain bahwa bisnis restoran tidak sama dengan bisnis-bisnis lain pada umumnya, mengapa? karena bisnis ini mengurusi "perut dan perasaan orang/ konsumennya" dan yang tahu menangani masalah ini adalah manusia yang menjual atau yang melayaninya (dalam binis restoran; waiter dan waitress) dan agar mereka dapat melayani sekaligus menjual secara optimal diperlukan pebgetahuan dan kemampuan yang baik dan benar. Dalam dunian bisnis restoran dan kafe disebutSequence of Service . apakah restoran dan kafe anda menerapkan sequence of service secara konsisten dan benar?
Persaingan global tidak bisa dibendung lagi, restoran dari manca negara sudah banyak masuk ke Indonseia dan akan terus masuk, bersaingan dalam makanan dan kemegahan ruangan saja tidak cukup. Tidak perduli enaknya makanan yang anda tawarkan atau megahnya suasana restoran anda yang anda buat; akan tetapi bila aspek pelayanan/ service tidak diperhatikan, maka cepat atau lambat restoran atau kafe anda akan ditinggalkan pelanggan.